Sunday, December 11, 2016

Viral di Medsos, Setelah 3 Hari Dagangan Sepi, Penjual Roti Keliling Ini Ketiban Rezeki Tak Terduga



Beberapa hari ini Sari Roti tiba-tiba populer di dunia maya.
Sari Roti menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan oleh netizen Indonesia berkaitan dengan aksi 212 lalu.
Gerakan atau seruan boikot Sari Roti pun bertebaran di media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya.
Ada yang pro dan kontra dengan aksi tersebut.
Imbasnya, banyak cerita viral di media sosial mengenai dampak dari aksi boikot tersebut.
Setelah sebelumnya beredar kisah penjual keliling Sari Roti yang dagangannya sepi, kini muncul kembali kisah viral di Facebook.
: Viral di Media Sosial, Curhatan Sedih Penjual Sari Roti yang Dagangannya Makin Sepi Pembeli
Kisah ini dibagikan oleh pengguna Facebook, Fauzan Emmerling, Minggu (11/12) pagi.
Dalam postingan yang ia bagikan tersebut, mengisahkan seorang pedagang Sari Roti yang sepi pembeli selama tiga hari berturut-turut.
Pedagang tersebut berkeluh kesah kepada Fauzan Emmerling.
Tak disangka, setelah ia menceritakan jika dagangannya semakin sepi padahal banyak tanggungan, malah ketiban rezeki ‘nomplok’.
Berikut kisahnya:
“Pagi ini beli roti lebih banyak dari biasanya.
Sejak pindah ke sini punya langganan tukang roti keliling. Namanya pak Thurmuzi. Beliau sudah tua, tapi masih kerja karena punya keluarga yang harus disokong. Anaknya masih sekolah dan ada biaya kontrak rumah yang nilainya cukup lumayan buat beliau.
Pagi ini beliau curhat, sudah 3 hari jualannya tidak laku.
“Pada mboikot mas ndak mikirin orang kecil kayak saya ini harus makan. Seenaknya aja mentang-mentang pada demo. Saya yang pusing sekarang. Anak istri mau dikasi makan apa. Cari uang udah susah malah ditambah susah…”
Saya langsung beli lebih banyak. Saya juga punya keluarga dan tau rasanya kalau tidak bisa makan, pengalaman jaman muda dahulu.
Saya memang tidak ikut boikot karena menurut saya menggelikan. Dibalik perusahaan Sari Roti tersebut banyak sekali pak Thurmuzi pak Thurmuzi lainnya yang bergantung dari berjualan roti merk tersebut.
Anda mungkin bisa berkata, “Kan tinggal berjualan roti lain”
Gampang dan enak ya bilangnya. Kenyataannya masyarakat seperti pak Thurmuzi tersebut sulit sekali mencari pekerjaan dan yang lebih mampu harusnya malah membantu mereka. Ijazah belum tentu punya, faktor umur dan segudang faktor penghambat lainnya sering membuat mereka sulit dalam urusan mencari pekerjaan. Belum lagi kalau mengingat pekerja-pekerja di pabrik yang juga menggantungkan hidupnya dari roti tersebut.
Mohon anda-anda semua wahai para pemboikot yang merasa hidupnya sudah sangat suci sehingga tidak mungkin salah memikirkan saudara-saudara sebangsa kita ini juga. Kebencian yang sudah akut sampai tidak menggunakan akal sehat ini sudah kelewatan. Akal sehat yang diberikan Allah SWT sudah tidak dipakai, hanya kebencian yang dipakai.
Selain boikot juga sampai buang makanan segala. Itu namanya mubazir dan itu dilarang oleh Rasullulah SAW. Tahukah anda bahwa banyak orang yang kelaparan setiap harinya dan anda malah buang-buang makanan yang seharusnya buat mereka? Sekarang terasa semakin kelewatan karena khotbah Jumatan kemarin juga membahas Sari Roti dan mengajak orang membenci. Apa begini yang namanya Rahmatan lil Alamin?
Saya muslim dan saya akan tetap beli Sari Roti karena memang sudah disertifikasi halal dan juga enak rotinya. Saya ga punya KTP DKI juga jadi untuk pilgub tidak ada hubungannya dengan saya. Selain itu saya bisa bantu pak Thurmuzi dan tidak tahu berapa banyak lagi buruh yang bekerja di pabriknya. Anda mau benci saya, mau bilang saya auto kafir atau antek asing atau mau unfriend saya itu terserah anda.
Hanya Allah SWT yang berhak menilai iman saya, bukan anda.
To be clear ya, saya bukan bela sari roti-nya. Kalau kondisinya perusahaan roti lain yang diginiin tetep saya bela juga karena ini untuk orang-orang yang mencari rezeki di perusahaan tersebut
Silahkan share jika anda berkenan. Kita bantu juga saudara-saudara kita, rakyat kecil yang berjualan. Jika anda ingin menghubungi pak Thurmuzi untuk tabayyun silahkan DM saya.
—–
edit sedikit ternyata namanya pak Thurmuzi dan ini saya tambahin foto beliau. Saya jadi ada plan lain untuk membantu sesama. Besok akan saya share karena hari ini sudah cukup dahulu sharenya,” tulis Fauzan Emmerling.
Selain postingan berupa teks, ia juga mengunggah dua buah foto.
Antara lain foto roti yang ia beli dan juga Pak Thurmuzi.
Unggahannya tersebut lantas mengundang beragam komentar dari netizen.
Postingan ini mengundang pro dan kontra dari pengguna Facebook.
Bahkan postingan tersebut sudah dibagikan hingga 4 ribu kali lebih di Facebook.

No comments:

Post a Comment