Beberapa hari ini Sari Roti
tiba-tiba populer di dunia maya.
Sari Roti menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan oleh
netizen Indonesia berkaitan dengan aksi 212 lalu.
Gerakan atau seruan boikot Sari Roti pun bertebaran di media
sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya.
Ada yang pro dan kontra dengan aksi tersebut.
Imbasnya, banyak cerita viral di media sosial mengenai dampak
dari aksi boikot tersebut.
Setelah sebelumnya beredar kisah penjual keliling Sari Roti yang
dagangannya sepi, kini muncul kembali kisah viral di Facebook.
: Viral di Media Sosial, Curhatan Sedih Penjual Sari Roti yang
Dagangannya Makin Sepi Pembeli
Kisah ini dibagikan oleh pengguna Facebook, Fauzan Emmerling,
Minggu (11/12) pagi.
Dalam postingan yang ia bagikan tersebut, mengisahkan seorang
pedagang Sari Roti yang sepi pembeli selama tiga hari berturut-turut.
Pedagang tersebut berkeluh kesah kepada Fauzan Emmerling.
Tak disangka, setelah ia menceritakan jika dagangannya semakin
sepi padahal banyak tanggungan, malah ketiban rezeki ‘nomplok’.
Berikut kisahnya:
“Pagi ini beli roti lebih
banyak dari biasanya.
Sejak pindah ke sini punya
langganan tukang roti keliling. Namanya pak Thurmuzi. Beliau sudah tua, tapi
masih kerja karena punya keluarga yang harus disokong. Anaknya masih sekolah
dan ada biaya kontrak rumah yang nilainya cukup lumayan buat beliau.
Pagi ini beliau curhat, sudah 3
hari jualannya tidak laku.
“Pada mboikot mas ndak mikirin
orang kecil kayak saya ini harus makan. Seenaknya aja mentang-mentang pada
demo. Saya yang pusing sekarang. Anak istri mau dikasi makan apa. Cari uang
udah susah malah ditambah susah…”
Saya langsung beli lebih
banyak. Saya juga punya keluarga dan tau rasanya kalau tidak bisa makan,
pengalaman jaman muda dahulu.
Saya memang tidak ikut
boikot karena menurut saya menggelikan. Dibalik perusahaan Sari Roti tersebut
banyak sekali pak Thurmuzi pak Thurmuzi lainnya yang bergantung dari berjualan
roti merk tersebut.
Anda mungkin bisa berkata, “Kan
tinggal berjualan roti lain”
Gampang dan enak ya bilangnya.
Kenyataannya masyarakat seperti pak Thurmuzi tersebut sulit sekali mencari
pekerjaan dan yang lebih mampu harusnya malah membantu mereka. Ijazah belum
tentu punya, faktor umur dan segudang faktor penghambat lainnya sering membuat
mereka sulit dalam urusan mencari pekerjaan. Belum lagi kalau mengingat
pekerja-pekerja di pabrik yang juga menggantungkan hidupnya dari roti tersebut.
Mohon anda-anda semua wahai
para pemboikot yang merasa hidupnya sudah sangat suci sehingga tidak mungkin
salah memikirkan saudara-saudara sebangsa kita ini juga. Kebencian yang sudah
akut sampai tidak menggunakan akal sehat ini sudah kelewatan. Akal sehat yang
diberikan Allah SWT sudah tidak dipakai, hanya kebencian yang dipakai.
Selain boikot juga sampai buang
makanan segala. Itu namanya mubazir dan itu dilarang oleh Rasullulah SAW.
Tahukah anda bahwa banyak orang yang kelaparan setiap harinya dan anda malah
buang-buang makanan yang seharusnya buat mereka? Sekarang terasa semakin
kelewatan karena khotbah Jumatan kemarin juga membahas Sari Roti dan mengajak orang
membenci. Apa begini yang namanya Rahmatan lil Alamin?
Saya muslim dan saya akan tetap
beli Sari Roti karena memang sudah disertifikasi halal dan juga enak rotinya.
Saya ga punya KTP DKI juga jadi untuk pilgub tidak ada hubungannya dengan saya.
Selain itu saya bisa bantu pak Thurmuzi dan tidak tahu berapa banyak lagi buruh
yang bekerja di pabriknya. Anda mau benci saya, mau bilang saya auto kafir atau
antek asing atau mau unfriend saya itu terserah anda.
Hanya Allah SWT yang berhak
menilai iman saya, bukan anda.
To be clear ya, saya bukan bela
sari roti-nya. Kalau kondisinya perusahaan roti lain yang diginiin tetep saya
bela juga karena ini untuk orang-orang yang mencari rezeki di perusahaan
tersebut
Silahkan share jika anda berkenan. Kita bantu juga saudara-saudara kita, rakyat kecil yang berjualan. Jika anda ingin menghubungi pak Thurmuzi untuk tabayyun silahkan DM saya.
—–
Silahkan share jika anda berkenan. Kita bantu juga saudara-saudara kita, rakyat kecil yang berjualan. Jika anda ingin menghubungi pak Thurmuzi untuk tabayyun silahkan DM saya.
—–
edit sedikit ternyata namanya
pak Thurmuzi dan ini saya tambahin foto beliau. Saya jadi ada plan lain untuk
membantu sesama. Besok akan saya share karena hari ini sudah cukup dahulu
sharenya,” tulis
Fauzan Emmerling.
Selain postingan berupa teks,
ia juga mengunggah dua buah foto.
Antara lain foto roti yang ia beli dan juga Pak Thurmuzi.
Unggahannya tersebut lantas mengundang beragam komentar dari
netizen.
Postingan ini mengundang pro dan kontra dari pengguna Facebook.
Bahkan postingan tersebut sudah dibagikan hingga 4 ribu kali
lebih di Facebook.
No comments:
Post a Comment